Bendungan Pamarayan

          Meski telah bertahun-tahun tinggal di Serang, baru kemarin saat Festival Bedolan Bendungan Pamarayan pada 11 Oktober – 15 Oktober 2017, saya baru mengunjunginya. Karena memang tidak ada apa-apa di sana selain hanya sebuah bendungan. Saat saya datang, festival ini telah mencapai puncaknya di hari akhir. Pemandu acara aduhai yang merupakan seorang Nong Kabupaten Serang tengah membacakan nomor undian berhadiah beberapa perabotan rumah tangga. Para hadirin begitu antusias menunggu, berharap nomor undian yang mereka pegang itu hoki dan disebutkan nomornya oleh suara Nong Kabupaten Serang yang melengking tinggi merdu. Saat itu pintu air sudah kembali ditutup; bendungannya telah kembali dialiri air sungai. Sayang, saya tak sempat melihat tradisi bedolan bendungan yang konon dilakukan setiap setahun sekali itu. Jika tak salah, setiap tanggal sepuluh di bulan sepuluh.  Namun saya tidak terlalu kecewa, karena untungnya saya hidup di era teknologi. Tentu saja saya bisa melihat dengan bebas jejak foto atau videonya di dunia maya.

Festival Bedolan Bendungan Pamarayan 2017

               
Kenalan dengan Bendungan Pamarayan

Nah, sebelum kita berkelana lebih jauh di Bendungan Pamarayan, mari berkenalan terlebih dahulu dengannya secara singkat. Dahulu Bendungan Pamarayan ini dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk irigasi pada sawah-sawah di sekitar Banten dan memudahkan mobilisasi mereka dalam mengambil rempah-rempah. Kau yang mencintai sejarah tentu bertanya-tanya darimana julukan ‘Pamarayan’ ini datang. Nah, kata Pamarayan diambil dari kata Sunda yang berarti ‘tempat pembayaran’. Dahulu warga pribumi sekitar dan para pekerja dari Jawa dipekerjakan oleh Pemerintah Belanda untuk membangun bendungan ini. Di samping bangunan ini terdapat tempat untuk memberikan upah bagi para pekerja oleh Pemerintah Belanda dan tempat ini biasa disebut Pamarayan.


Bendungan Lama Pamarayan

Bendungan Baru Pamarayan


Saat itu, para pekerja hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya dengan uang logam Wel Wina menggunakan takaran yang tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takaran uang ataupun takaran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu)  takaran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut selau disebutPamarayan oleh para pekerja jembatan pada masa penjajahan kolonial Belanda. Saat itu, para pekerja hanya dibayar atau mendapat imbalan atas pekerjaannya dengan uang logam Wel Wina menggunakan takaran yang tidak diperhitungkan dengan rinci, entah takaran uang ataupun takaran jagung. Pokoknya ukuran hanya 1 (satu)  takaran. Mulai pada saat itu munculah keributan antara warga pribumi yang meributkan imbalan yang diberikan oleh Belanda. Semakin lama semakin berlanjut keributan tersebut, dan pada akhirnya daerah tersebut selau disebut Pamarayan oleh para pekerja jembatan pada masa penjajahan kolonial Belanda.


Saat ini, ada dua bendungan di Pamarayan: Bendungan Lama dan Bendungan Baru. Bendungan Lama telah ada sejak tahun 1914 pada saat zaman penjajahan Belanda. Bendungan Lama sudah tidak beroperasi lagi. Saat mengunjungi Bendungan Lama, saya sama sekali tidak menyangka bahwa dulunya ada sebuah air yang mengalir di sini lataran permukaan bendungan tersebut sudah tertutup tanah yang bisa dipijak.

Sementara Bendungan Baru, dibuat pertama kali tahun 1997, menggantikan fungsi Bendungan Lama yang telah mengalami kerusakan berat saat itu. Bendungan Baru yang sekarang telah mengalami renovasi dan dipercantik. Perenovasian ini dimulai sejak 2002 dan selesai pada 2008. Kini tubuhnya molek dan memiliki dandanan warna-warni. Untuk desain inti fisiknya, yang lama dan baru tidak jauh berbeda. Bendungan Lama dan Baru memiliki dua menara di sebelah kanan dan kirinya guna pengoperasian pintu air bendungan. Pintu airnya berjumlah 10 pintu dan memiliki luas kurang lebih 10 meter. Panjang keseluruhan bentangan dari pintu satu hingga kesepuluh adalah sekitar 137 meter. Saat berdiri di depannya, kau yang selalu merasa memiliki bobot tubuh yang berlebih akan merasa tidak ada apa-apanya dibanding pintu ini.

Transportasi dan Akomodasi

       Bendungan Pamarayan dapat ditempuh dari Kota Serang sekitar kurang lebih satu jam perjalanan atau sekitar 30-35 km. Kau bisa mengunjunginya dengan transportasi pribadi atau umum. Tidak perlu repot kesasar, kau bisa membuka google map dan meminta navigasi darinya. Ketik saja Bendungan Pamarayan atau Pamarayan. Jika ingin menaiki transportasi umum, jenis transportasi yang tersedia yaitu angkot, ojek, taksi dan transportasi online.

Angkot:

Terminal Pakupatan-Cikande-Pamarayan
Terminal Pakupatan-Kragilan-Pamarayan
Tarif sekitar Rp 4.000-8.000
Catatan untuk angkot: beberapa perubahan rute bisa selalu terjadi pada tiap tahunnya, kau bisa menghubungi Dinas Perhubungan atau pihak terkait yang mengetahui dengan pasti rute teraktual.

Kereta Api:

Stasiun Tanah Abang- Stasiun Rangkasbitung - Stasiun Catang
Stasiun Merak - Stasiun Catang

Tarif biasanya Rp 3.000 jika dari Merak dan Rp 10.000 jika dari Jakarta. Setelah sampai di Stasiun Catang, kau bisa meneruskan dengan ojek atau angkot (angkot saya masih belum yakin kalau ada, jika saya dusah tahu, akan segera saya perbarui). Jarak dari Stasiun Catang ke lokasi sekitar 2,9 km kurang lebih.

Ojek:

Kau bisa dengan mudah menemuinya di sekitar tol Serang Timur dan di titik-titik keramaian lainnya
Tarif fleksibel (Sekitar Rp 50.000-70.000,- amat disarankan untuk menawarnya, tarif yang saya sertakan adalah tarif prediksi dan buka tarif acuan, bisa saja lebih murah)

Taksi:

Layanan taksi yang tersedia di Kota Serang adalah Blue Bird. Untuk tarif adalah sekitar Rp 130.000-140.000 (argo Rp 3.500/km dengan jarak 32,6 km)

Transportasi Online:

Gojek Go-car dengan tarif sekitar Rp 150.000-160.000  
Uber Car dengan tarif sekitar Rp 140.000-160.000

Tarif semua transportasi untuk ojek, taksi, dan transportasi online diambil dari lokasi Tugu Debus Serang.              
               
     Sementara untuk akomodasi, tidak ada penginapan yang tersedia di sekitar Bendungan Pamarayan. Kau direkomendasikan untuk menginap di Kota Serang baik di penginapan, kost harian, homestay, atau hotel yang tersedia. 

             Soal makanan, kau tak perlu khawatir. Tempat ini tidak pelosok-pelosok juga kok. Akan ada banyak pedagang yang berjualan di sekitar lokasi. Dan yang paling banyak ditemukan adalah baso. Jadi untuk kau yang doyan baso, kau mendapat surga combo. 
      

Rekomendasi 


          Bendungan Lama Pamarayan telah dijadikan Bangunan Cagar Budaya atau situs sejarah oleh pemerintah. Di dekat Bedungan Pamarayan Baru terdapat ruangan yang berisikan sedikit literasi sejarah terkait dan beberapa dokumentasi foto-foto bendungan dahulu.

          Lokasi Bendungan Lama dan Baru juga cocok untuk dijadikan berswafoto ataupun photo model dan photo hunting. Nuansa vintage, sejarah, dan alam melatarbelakangi tempat ini. Selain itu, di Bendungan Pamarayan Baru juga asik untuk kongkow-kongkow bersama teman-teman ataupun pasangan di lapangannya yang beralaskan rumput tipis. Suara gemericik air yang mengalir pada irigasi bendungan dan angin sejuk yang sepoi-sepoi menambah kelengkapan nikmatnya mengunjungi tempat ini. Kau yang berjiwa pemancing juga bisa menjadikan bendungan ini tempat favorit, apalagi jika hari bedolan tiba. Namun saat saya ke sana, tidak saya lihat seorangpun yang mancing. Mungkin karena saat itu kebanyakan orang sudah mencurahkan perhatiannya pada acara penutupan. Dari yang saya dengar, beberapa orang kadang memancing di tempat ini. Tapi perlu digaris bawahi, Bendungan Pamarayan bukan tempat pemancingan. Yang saya perhatikan, tidak ada tarif khusus untuk bisa masuk pada lokasi wisata sejarah ini. Namun jika membawa kendaraan pribadi dan memarkirkannya di dekat kantor operator Bendungan Pamarayan Baru, konon dikenakan Rp 2.000.


Selebihnya, saya telah merangkum list-list untuk siapa saja Bendungan Pamarayan ini bisa dinikmati dan tidak bisa dinikmati.            


Sangat dianjurkan mengunjunginya untuk:

  • Pecinta sejarah atau sejarawan
  • Selfie dan Wefie spotter atau Photo Hunter
  • Pemancing (Khususnya saat bedolan)
  • Penyuka jalan-jalan
  • Santai dan nongkrong bersama teman-teman
  • Wisata edukasi sejarah
  • Menghabiskan waktu bersama pasangan jika sedang kere

Sangat tidak dianjurkan mengunjunginya untuk:
  • Pecinta wisata modern dan adrenalin
  • Pemburu kuliner lokal
  • Tidak punya uang sama sekali (nekat tidak dianggap hitungan)






Catatan:

Bedolan adalah tradisi menguras bendungan dan memeriksa serta memperbaiki kerusakan yang terjadi pada bendungan.




Sumber Referensi:

Bendungan Pamarayan

Asal-usul Bendungan Pamarayan

Fisik Bendungan Pamarayan

Comments

Popular Posts