Layang-layang



Di sore itu seorang bocah menerbangkan
mimpi-mimpinya
yang terlipat menjadi sebuah kertas.
Pada uluran dan tarikan
juga angan yang terombang-ambing angin
terbang jauh tanpa muara meninggi.
Bocah itu tetap mempercayakan mimpi-mimpinya
pada kertas yang ia terbangkan
tanpa acuh pada muslihat sepoi
dan keganasan angin kemarau.
Karena pada sebuah kertas itu ia percaya
mimpinya akan mampu terbang menembus galaknya awan cumulus bahkan
semesta.
Sebab pula telah termaktub pada kertas yang melipat mimpinya
dengan polosnya
tanpa acuh pada muslihat sepoi
dan keganasan angin kemarau
“Mimpi-mimpi kita akan sampai dengan sebuah layangan.”


Serang, 16 Maret 2015

Comments

Popular Posts